Rabu, 24 Desember 2008
Perjalanan Hidup
Aku diberi nama yuana purnaminingsih oleh orang tuaku. Nama itu ternyata tidak selalu benar diucapkan dan ditulis orang. Sejak aku duduk di bangku SMP hingga saat ini telah tercatat banyak versi kesalahan diantaranya menjadi: Yuana Purwaningsih, Yuana Purnamaningsih, Yohana Purnaminingsih dan entah apa lagi aku lupa.
Menurut orang tuaku nama yuana diambil dari bahasa jawa 'yuwono' yang artinya selamat. Aku seorang muslim, meski aku pernah punya pengalaman unik karena namaku. Sewaktu aku kuliah ada salah satu teman sekelasku yang namanya agustinus tilarso sudarmo bertanya padaku 'kamu kalau ke gereja, gereja mana?'. Mungkin dia termasuk yang salah menulis namaku hingga nama depanku dianggap nama baptis.
Aku lahir di masih dikawasan Bantul. Aku tidak tahu kenapa semasa mahasiswa banyak orang tidak percaya kalau aku orang Bantul. Katanya wajahku kayak orang sumatra.
Perjalananku sebelum menjadi mahasiswa IKIP Yogyakarta waktu itu bukan perjalanan yang tanpa suka duka. Guru, bukanlah cita-citaku waktu dulu, meski bapak ibuku semuanya guru. Selepas SMP hari-hariku sering terisi dengan tangisan. Setelah lulus SMP orang tuaku ingin aku masuk SPG. Setiap hari aku ditanya mau masuk SMA atau SPG, tapi setiap aku jawab SMA maka banyak penjelasan dari mereka yang intinya tidak seyuju dengan pilihanku. Aku menangis dan dalam hati aku bertanya-tanya jika aku tidak boleh memilih kenapa aku disodori pilihan ..
Menurut orang tuaku nama yuana diambil dari bahasa jawa 'yuwono' yang artinya selamat. Aku seorang muslim, meski aku pernah punya pengalaman unik karena namaku. Sewaktu aku kuliah ada salah satu teman sekelasku yang namanya agustinus tilarso sudarmo bertanya padaku 'kamu kalau ke gereja, gereja mana?'. Mungkin dia termasuk yang salah menulis namaku hingga nama depanku dianggap nama baptis.
Aku lahir di masih dikawasan Bantul. Aku tidak tahu kenapa semasa mahasiswa banyak orang tidak percaya kalau aku orang Bantul. Katanya wajahku kayak orang sumatra.
Perjalananku sebelum menjadi mahasiswa IKIP Yogyakarta waktu itu bukan perjalanan yang tanpa suka duka. Guru, bukanlah cita-citaku waktu dulu, meski bapak ibuku semuanya guru. Selepas SMP hari-hariku sering terisi dengan tangisan. Setelah lulus SMP orang tuaku ingin aku masuk SPG. Setiap hari aku ditanya mau masuk SMA atau SPG, tapi setiap aku jawab SMA maka banyak penjelasan dari mereka yang intinya tidak seyuju dengan pilihanku. Aku menangis dan dalam hati aku bertanya-tanya jika aku tidak boleh memilih kenapa aku disodori pilihan ..
Hidup memang penuh dengan kejutan ... Banyak sekali kejutan-kejutan yang aku alami dalam kehidupan ini. Ingin tahu ceritanya??? Tunggu posting berikutnya ...
Langganan:
Postingan (Atom)